Amanu, Fityatin (2023) Implementasi pembelajaran tematik berbasis budaya sekolah di MIN 1 Kota Kediri. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri.
Text
COVER DEPAN.pdf Download (51kB) |
|
Text
COVER.pdf Download (1MB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (442kB) |
|
Text
BAB II.pdf Download (554kB) |
|
Text
BAB III.pdf Download (433kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (900kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (288kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (406kB) |
Abstract
ABSTRAK FITYATIN AMANU, 2023: Implementasi Pembelajaran Tematik Berbasis Budaya Sekolah Di MIN 1 Kota Kediri, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Tarbiyah, UIT Kediri, Dosen Pembimbing Dr. A. Jauhar Fuad, M. Pd. Kata Kunci : Pembelajaran Tematik, Budaya Sekolah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep, penerapan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran tematik berbasis budaya sekolah di MIN 1 Kota Kediri. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, kemampuan/keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran serta pengintegrasian berbagai konsep dasar yang berkaitan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari 2 guru sebagai informan kunci dan waka kurikulum sebagai informan. Teknik mengumpulkan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah reduksi data dan penarikan kesimpulan. Pembelajaran tematik sudah cukup lama diterapkan di sekolah-sekolah. Pembelajaran yang dilakukan yaitu dengan menggabungkan beberapa pelajaran. Selain itu peneliti melihat budaya sekolah yang sudah diterapkan di madrasah akn tetap berjalan atau tidak setelah adanya pembelajaran tematik Dikarenakan alasan ini, peneliti memilih fokus penelitian pada implementasi pembelajaran tematik di MIN 1 Kota Kediri. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan yaitu penerapan konsep pembelajaran tematik yang dilakukan sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran tematik. Selain itu implementasi pembelajaran tematik tidak merubah budaya yang sudah diterapkan di MIN 1 Kota Kediri. Keduanya bisa berjalan beriringan. BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kurikulum 2013 mempunyai tujuan untuk mempersiapkan insan Indonesia yang memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia (Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013). Sedangkan aspek utama pada Kurikulum 2013 yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator yang berbasis scientific approach dan authentic assessment. Kurikulum 2013 juga memiliki beberapa karakteristik yang lebih menekankan pada pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Salah satu hal baru yang muncul dari diterapkannya Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran tematik integratif. Sistim pelaksanaan pembelajaran tematik, guru harus membuat kegiatan yang didalamnya memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan aktif dalam seluruh kegiatan. Seluruh kegiatan pembelajaran memberikan kesempatan siswa untuk menjawab dan bertanya. Dalam melaksanakan pembelajaran tematik di sekolah dasar, guru perlu menguasai berbagai macam kegiatan yang menarik. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan materi yang kurang ia pahami. Proses pembelajaran tematik difokuskan kepada peserta didik agar memberikan kualitas pembelajaran yang lebih baik untuk kedepannya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Pembelajaran tematik juga mempunyai kaitan dengan psikolog. Namun, pada realitas saat ini pembelajaran tematik yang dilaksanakan di sekolah masih belum optimal. Pelaksanaan pembelajaran tematik yang dilaksanakan di sekolah harus diperhatikan dengan baik. Sebuah sekolah harus mempunyai misi menciptakan budaya sekolah yang kondusif. Hal terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau kendali yang tampak dan ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Penganut kebudayaan dalam penelitian ini adalah siswa/siswi MI N 1 KOTA KEDIRI. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan, yang berkenan dengan perilaku siswa yang tidak baik terwujud dalam kedisiplinan siswa yang melanggar peraturan yang berlaku di sekolah. budaya sekolah yang baik akan membentuk kebiasaan yang baik pula. Pada realita yang ada banyak permasalahan budaya sekolah yang masih perlu diperbaiki, baik masih kurang nya penciptaan budaya sekolah atau salah menciptakan budaya sekolah yang buruk yang tidak sengaja atau tercipta dengan sendirinya. Tercipta nya budaya sekolah yang buruk akan berdampak negatif pada peserta didik. MIN 1 Kota Kediri merupakan lembaga pendidikan islam yang memiliki banyak budaya sekolah sebagai pencetak generasi islami. Diantara banyaknya budaya yang ada mulai dari budaya religi, budaya disiplin, budaya berprestasi, dan budaya kejujuran yang menarik untuk diteliti oleh peneliti. Salah satu faktor yang mempengaruhi terwujudnya budaya sekolah di sekolah ini adalah penerapan kegiatan-kegiatan rutin yang membangun terwujudnya budaya yang sudah diterapkan oleh sekolah kepada peserta didik seperti sholat berjamaah, kedisiplinan, kejujuran, prestasi, suasana religius terlihat baik dari siswa-siswi maupun staf pengajar di MIN 1 Kota Kediri. Dari paparan yang sudah dijelaskan, menimbulkan pertanyaan bahwa apakah budaya sekolah dapat menerima dengan baik program pembelajaran tematik selaku pendatang baru di sekolah dengan membawa beberapa sistim kerja yang baru, begitupun sebaliknya. Implementasi pembelajaran tematik di sekolah bisa melalui budaya sekolah yang sudah tertanam terlebih dulu di sekolah. Berdasarkan beberapa hal yang telah dipaparkan, judul yang penulis angkat adalah “Implementasi Pembelajaran Tematik Dalam Budaya Sekolah MI N 1 Kota Kediri” B. Fokus Penelitian Berdasarkan Latar Belakang Masalah, Maka Fokus Penelitian Dalam Skripsi Ini Adalah Sebagai Berikut : 1. Bagaimana Konsep Pembelajaran Tematik Yang Diterapkan di MI N 1 Kota Kediri ? 2. Bagaimana Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Pembelajaran Tematik Berbasis Budaya Sekolah di MI N 1 Kota Kediri ? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang serta rumusan masalah yang tertera diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk Mengetahui Konsep Pembelajaran Tematik Berbasis Budaya Sekolah Yang Diterapkan Di MI N 1 Kota Kediri. 2. Untuk Mengetahui Perencanaan, Pelaksanaan, Dan Evaluasi Pembelajaran Tematik Berbasis Budaya Sekolah Di MI N 1 Kota Kediri. D. Kegunan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan berguna sebagai suatu karya ilmiah yang dapat menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi bahan informasi yang mendukung peneliti maupun pihak lain agar tertarik dengan penelitian tentang implementsi pembelajaran tematik berbasis budaya sekolah MI. 2. Kegunaan Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk bisa lebih memahami bagaimana konsep pembelajara tematik berbasis budaya sekolah MI. E. Definisi Operasional Adapun definisi istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Implementasi Pembelajaran Tematik Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kegiatan yang dilakukan melalui pelaksanaan atau perencanaan dan mengacu pada aturan tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan tersebut baik berupa pengetahuan maupun nilai dan sikap. Pembelajaran merupakan suatu konsep dari dua dimensi kegiatan, yaitu belajarmengajar yang harus direncanakan dan diaktualisasikan, serta diarahkan pada penguasaan sejumlah kompetensi sebagai gambaran hasil belajar. Pembelajaran dapat pula dipandang sebagai, kegiatan guru secara terprogram untuk membantu siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Tematik adalah pokok isi atau wilayah dari sebuah bahasan materi yang mengaitkan masalah dan kebutuhan lokal yang dijadikan suatu tema atau judul dan akan di sajikan dalam proses pembelajaran di kelompok belajar. Pembelajaran tematik yaitu pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk memadukan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. 2. Budaya Sekolah Budaya sekolah merupakan suasana kehidupan sekolah dimana warga sekolah saling berinteraksi. Interaksi yang terjadi meliputi interaksi antara peserta didik berinteraksi dengan sesama teman, kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, guru dengan peserta didik, konselor dengan peserta didik, pegawai administrasi dengan peserta didik, guru dengan sesama guru. Interaksi ini terikat oleh berbagai aturan, norma, moral serta etika yang berlaku sekolah. Sergiovanni dalam tulisan yang berjudul The Importance of School Climate and Culture memberikan gambaran mengenai budaya sekolah sebagai berikut. School culture is a reflection of the shared values, beliefs, and commitments of school members across an array of dimensions that include but extend beyond interpersonal life. What the school stands for and believes about education, organization, human relationships; what it seeks to accomplish; its essential elements and features; and the image it seeks to project are the deep rooted defining characteristics shaping the substance of its culture. Pendapat tersebut dapat dipahami bahwa budaya sekolah merupakan refleksi nilai-nilai, kepercayaan, dan komitmen warga sekolah. Budaya sekolah juga memiliki standar untuk dapat terlaksana dalam pendidikan, pengelolaan, dan hubungan sesama warga sekolah. Substansi dari budaya sekolah yang unggul adalah memiliki karakteristik, dapat dipahami, dan terlaksana dengan baik. Tableman secara rinci menjelaskan mengenai komponen dan karakteristik budaya sekolah. Komponen buday sekolah harus tercermin dalam suasana organisasi sekolah, kepercayaan, aturan moral. Karakteristik dari budaya sekolah dapat disimpulkan dari beberapa aspek: 1) Berupa hiasan dan simbol sebagai cerminan nilai karakter yang dijunjung. 2) Nilai interaksi kepala sekolah, staf dan tenaga administrasi sekolah. 3) Asumsi keyakkinan tentang sifat manusia. F. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu sebelum penelitian ini juga penulis jadikan sebagai acuan dan perbandingan serta referensi yang akurat diantaranya yaitu: 1. Roy Ardika Gunojo meneliti tentang Efektivitas Model Pembelajaran Tematik Bergambar Berciri Budaya Lokal Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Tunagrahita Ringan Kelas VIII di slb Negeri Salatiga. Mengungkapkan bahwa pembelajaran tematik yang dilakukan disekolah akan lebih menyenangkan jika pembelajaran tematik terpadu berciri budaya lokal yaitu dengan di modifikasi menggunakan media gambar dalam proses pembelajarannya. Model pembelajaran tematik bergambar berciri budaya lokal pada penelitian ini merupakan modifikasi pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan media gambar bergerak berupa video pembelajaran yang ditata berdasarkan tema, subtema, dan pembelajaran tertentu yang di dalamnya disisipkan nilai-nilai budaya lokal, seperti kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, dan lain sebagainya. Penelitian diatas memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti tepatnya sama-sama menggunakan pembelajaran tematik sebagai titik fokus utama. Di variabel kedua sebenarnya juga memiliki kesamaan, hanya saja perbedaannya peneliti sebelumnya fokus ke budaya lokal sedangkan penelitian yang akan diteliti difokuskan kepada budaya sekolah. 2. Syaipul pahmi meneliti tantang implementasi pendidikan karakter melalui budaya sekolah di SMA N 1 Ciseng. Metode atau teknik pengumpulan datanya adalah dengan metode observassi dan wawancara. Peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan karakter sudah diterapkan dengan baik di SMA Negeri 1 Ciseeng yaitu dengan menerapkapkan kebiasaan budaya sekolah yang sejak dulu sudah ada. Akan tetapi pendidikan karakter di sekolah belum maksmal dan disarankan kepada para guru untuk selalu menerapkan pendidikan karakter dengan budaya sekolah yang ada supaya keteladanan tersebut dapat dicontoh peserta didik. Sementara penelitian selanjutntnya juga memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti dalam menggunakan variabel budaya sekolah. Sedangkan perbedaannya hanya ada di variabel pertama Yang dilakukan peneliti sebelumnya fokus pada pendidikan karakter sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti difokuskan pada pembelajaran tematik. 3. Aris Dwi Cahyono meneliti tentang implementasi budaya sekolah dalam mengembangkan sikap disiplin siswa MI Mambaul Huda Al-Islamiyah Ngabar Siman Ponorogo. Peneliti menyimpulkan bahwa Tingkat kedisiplinan siswa di MI Mamba‟ul Huda Al-Islamiyah Ngabar terbilang cukup baik yang mana penelitian yang berfokus pada beberapa faktor disiplin, berdasarkan observasi dan data-data yang diperoleh siswa menunjukkan tingkat kedisiplinan yang cukup baik dalam hal disiplin waktu, disiplin dalam kelas, serta disiplin dalam kegiatan sekolah, walaupun tetap ada siswa yang masih belum sepenuhnya disiplin, utamanya disiplin dalam kelas, dan disiplin dalam kegiatan sekolah, ini merupakan sebuah tantangan dari proses menanamkan disiplin sejak dini kepada anak didik. Untuk mengumpulan data, pada penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif untuk mengumpulkan beberapa fenomena yang ada. Secara umum, penelitian juga memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, tepatnya sama-sama menggunakan variabel budaya sekolah. Sementara perbedaannya, penelitian sebelumnya menggunakan sikap disiplin sebagai fokus, sedangkan peneliti menggunakan budaya sekolah sebagai fokus. Perbedaan yang cukup signifikan tersebut tentu akan menghasilkan penelitian yang berbeda. 4. Bela Desya Lestari meneliti tentang problematika pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013 di kelas I SDN 26/IV Kota Jambi. Pendekatan yang peneliti lakukan menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti menyimpulkan bahwa kendala pembelajaran tematik di kelas IA Sekolah Dasar Negeri 26/IV kota Jambi, diantaranya dalam proses pembelajaran masih ada siswa yang belum bisa membaca dan berhitung dikarenakan kurangnya minat belajar membaca, media yang digunakan guru kurang menarik sehinggta kurang menarik perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran. 5. Ahmad Mufty Alamsyah meneliti tentang implementasi pembelajaran tematik untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas II di SDN 091 Rengas Bandung Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), proses penelitian berbentuk siklus. Dari analisis data untuk siklus I dapat diperoleh rata-rata 65.45 yang diikuti 22 siswa. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan hasil belajar dengan rata-rata 75.00. Dengan presentasi siswa 59.09 pada siklus I dan 81.81 pada siklus II. Angka yang diperoleh tersebut dapat menunjukan bahwa tindakan yang dilakukan berhasil. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang lebih fokus pada variabel budaya sekolah, penelitian yang dilakukan oleh ahmad tersebut justru memiliki kesamaan pada variabel pertama yaitu mengenai pembelajaran tematik, sedangkan perbedaanya dapat dilihat pada variabel kedua dimana pneliti sebelumnya terfokus pada peningkatan hasil belajar siswa sementara peneliti fokus pada budaya sekolah. Kelima penelitian tersebut masing-masing memang memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Jika dilihat secara jelas adalah variabel yang digunakan oleh para peneliti sebelumnya tidak fokus variabel yang akan diteliti oleh peneliti, sehingga penelitian dalam hal ini, penelitian ini sangat layak untuk dilakukan, sedangkan penelitian sebelumnya akan dijadikan rujukan bagi peneliti dalam melakukan penelitian ini. G. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan ini diklarifikasikan ke dalam tiga bagian, sebagai berikut : Pertama, memuat bagian yang bersifat formalitas, terdiri dari halaman sampul (cover) depan, halaman judul, halaman persetujuan penguji, halaman pengesahan, motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, pedoman transliterasi dan abstrak. Kedua, memuat bagian inti yang terdiri dari lima (5) bab, yaitu : Bab I: Pendahulan, yang membahas tentang :a) Konteks Penelitian, b) Fokus Penelitian, c) Tujuan Penelitian, d) Kegunaan Penelitian, e) Definisi Operasional, f) Penelitian Terdahulu, g) Sistematika Penulisan. Bab II: Kajian Pustaka, yang membahas tentang: a) Definisi Pembelajaran Tematik, b) Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik, c) Konsep Budaya Organisasi, dan d) Budaya Organisasi Sekolah. Bab III: Metode Penelitian, yang membahas tentang : a) Jenis dan Pendekatan Penelitian, b) Kehadiran Peneliti, c) Lokasi Penelitian, d) Sumber Data, e) Prosedur Pengumpulan Data, f) Teknik Analisa Data, g) Pengecekan Keabsahan Data, h) Tahap-Tahap Penelitian. Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang membahas tentang, a) Setting Penelitian, b) Paparan Data dan Temuan Peneliti, c) Pembahasan. Bab V: Penutup, yang membahas tentang : a) Kesimpulan, b) Saran-Saran, Ketiga, merupakan bagian akhir yang terdiri dari Daftar Pustaka, Lampiran-Lampiran, Daftar Riwayat Hidup, dan Pernyataan Keaslian Tulisan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Subjects: | 300 – Ilmu Sosial > 370 Pendidikan > 372 Pendidikan dasar |
Divisions: | Fakultas Tarbiyah > Pendidikan Guru MI (PGMI) |
Depositing User: | Desy Rita Ramadhani |
Date Deposited: | 05 Aug 2024 04:19 |
Last Modified: | 05 Aug 2024 04:19 |
URI: | http://repo.uit-lirboyo.ac.id/id/eprint/1795 |
Actions (login required)
View Item |